Syair Perahu
Karya : Hamzah Fansuri
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan anyar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
Makna kata yang sulit
Gerangan : agaknya;
kiranya; konon
Madah : kata-kata
pujian
Iktikat : kepercayaan;
keyakinan yang teguh
Tamsil : persamaan dengan umpama (misal)
Ayar : air
Sauh : alat berkait
dan berat, dibuat dari besi, yang dilabuhkan dari kapal ke dasar laut supaya
perahu (kapal) dapat berhenti; jangkar
Kabir : mahabesar
sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat
Bait Syair
|
Nilai
moral/nasihat
|
1
|
Perbaikilah perbuatan
yang kurang baik, jangan terlena dengan pujian orang lain tentang hidup kita.
|
2
|
Pemuda jangan
hanya memikirkan kesenangan sesaat tetapi harus membekali diri dengan ilmu
dan amal karena suatu saat akan mati juga.
|
3
|
Bekali diri
agar hidup punya pedoman atau landasan yang kuat agar cita-cita atau tujuan
hidup selalu menuju kebaikan.
|
4
|
Perbanyak keterampilan
dan kuatkan pegangan hidup (agama), agar hidup bisa mengikuti zaman dan bisa
berjalan dengan baik.
|
5
|
Selalu bersyukur
dan merasa cukuplah dengan apa yang didapatkan dari kehidupan. Semua yang ada
di dunia ini sudah ada garis atau takdir sendiri-sendiri maka hidup akan
berjalan dengan lancar.
|
No comments:
Post a Comment